Terlambat bicara atau speech delay sering kali dianggap hal biasa, padahal kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan lebih serius.
Tentu saja setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda, tapi keterlambatan bicara yang signifikan bisa berdampak pada proses belajar, kemampuan bersosialisasi, hingga kepercayaan diri anak di masa depan.
Maka penting untuk mengenali kemungkinan penyebabnya sejak dini agar penanganannya pun bisa tepat sasaran.
Speech delay adalah kondisi ketika kemampuan bicara anak tertinggal dibandingkan dengan anak seusianya.
Misalnya, anak belum bisa mengucapkan kata bermakna di usia 18 bulan atau tidak menyusun dua kata di usia 2 tahun. Padahal, pada usia tersebut sebagian besar anak sudah mulai berbicara aktif.
Daftar Isi
Kemungkinan Penyebab Anak Terlambat Bicara
Kemungkinan Penyebab Anak Terlambat Bicara
Berikut ini beberapa faktor umum yang bisa menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara:
1. Kurangnya Stimulasi Komunikasi
Anak belajar bicara melalui interaksi dengan orang-orang di sekitarnya. Jika lingkungan kurang responsif atau jarang mengajak anak bicara, kemampuan berbahasanya bisa tertunda.
Penggunaan gadget secara berlebihan juga bisa menjadi penghambat utama karena anak lebih banyak menjadi pendengar pasif daripada aktif berbicara.
2. Gangguan Pendengaran
Anak yang tidak bisa mendengar dengan baik tentu kesulitan meniru suara atau memahami kata-kata. Infeksi telinga berulang, cairan di telinga tengah, atau kelainan bawaan bisa menjadi penyebab gangguan ini.
Maka, pemeriksaan pendengaran penting dilakukan jika Bunda mencurigai adanya keterlambatan.
3. Kondisi Medis atau Neurologis
Beberapa anak terlambat bicara karena adanya kondisi medis tertentu seperti:
-
Autisme: anak biasanya kesulitan berkomunikasi secara verbal dan nonverbal.
-
Cerebral Palsy: kondisi yang memengaruhi otot dan koordinasi, termasuk otot mulut.
-
Global Developmental Delay: keterlambatan menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan.
4. Masalah Anatomi Mulut
Kondisi seperti tongue-tie (frenulum lidah pendek), celah langit-langit (palatoschisis), atau kelainan struktur mulut dapat mengganggu artikulasi anak sehingga sulit mengucapkan kata dengan jelas.
5. Faktor Genetik atau Riwayat Keluarga
Anak dengan riwayat keluarga yang juga mengalami keterlambatan bicara bisa memiliki risiko lebih tinggi mengalami hal yang sama. Namun, bukan berarti tidak bisa berkembang—hanya saja membutuhkan stimulasi dan perhatian ekstra.
📋 Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?
Bunda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak atau terapis wicara jika anak:
-
Tidak mengoceh atau tidak menunjukkan reaksi suara di usia 12 bulan.
-
Tidak mengucapkan kata bermakna di usia 18 bulan.
-
Tidak bisa menyusun dua kata di usia 2 tahun.
-
Sering frustrasi karena tidak bisa menyampaikan keinginannya.
-
Hanya mengulang kata (echolalia) tanpa komunikasi yang bermakna.
Dikutip GENEROS.CO.ID dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penanganan keterlambatan bicara akan jauh lebih efektif jika dilakukan sebelum anak berusia 3 tahun. Inilah masa emas perkembangan otak anak yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Terlambat bicara bukan akhir segalanya, Bunda. Yang penting adalah peka terhadap tanda-tandanya, memberikan stimulasi yang tepat, dan tidak ragu mencari bantuan profesional.
Dengan penanganan yang sesuai, anak tetap bisa berkembang optimal dan berkomunikasi dengan lancar di kemudian hari.
Jadi yuk, jangan panik, tapi juga jangan menunda. Karena masa depan si kecil dimulai dari langkah kecil yang Bunda ambil hari ini.***