Kapan Anak Harus Mulai Belajar Bicara? Ini Tahapannya yang Perlu Bunda Tahu

by | Apr 11, 2025 | Tumbuh Kembang

GENEROS.CO.ID – Bunda, salah satu momen paling ditunggu dalam tumbuh kembang si kecil adalah ketika mereka mulai mengucapkan kata pertamanya.

Namun, sering kali muncul pertanyaan dari orang tua: “Kapan, sih, anak seharusnya mulai bisa bicara?” atau “Normal gak ya, anak saya belum bisa menyebutkan kata dengan jelas di usia sekian?”

Setiap anak memang punya ritme perkembangan yang berbeda, tapi ada tahapan umum yang bisa Bunda jadikan acuan untuk memantau kemampuan bicaranya.

Dengan memahami tahapan ini, Bunda jadi lebih peka apakah si kecil berkembang sesuai usianya atau butuh stimulasi lebih lanjut.

Tahapan Perkembangan Bicara Anak Sesuai Usia

Tahapan Perkembangan Bicara Anak Sesuai Usia

Berikut ini adalah tahapan kemampuan bicara dan bahasa yang umum terjadi pada anak sejak bayi hingga usia 3 tahun:

Baca Juga  Mau Pintar Tapi Bingung Gimana? Tenang Aja! Ini 7 Cara untuk Mendongkrak IQ di Usia Remaja

0–6 Bulan

  • Bayi mulai mengeluarkan suara seperti “coo” atau “ahh”.
  • Respons terhadap suara, senyum saat diajak bicara.
  • Mulai bereaksi terhadap suara Ibu, musik, dan benda berisik.

Stimulasi:
Ajak bayi bicara, nyanyikan lagu, dan beri respons saat ia mengeluarkan suara.

6–12 Bulan

  • Mulai mengucapkan suku kata berulang seperti “ba-ba” atau “da-da”.
  • Mengenali nama sendiri dan beberapa kata sederhana.
  • Menunjuk atau mengarahkan perhatian pada benda yang menarik.

Stimulasi:
Gunakan kata-kata sederhana dan ajak anak menunjuk benda sambil menyebutkan namanya.

12–18 Bulan

  • Mengucapkan sekitar 5–20 kata bermakna.
  • Menyebut nama orang tua atau benda favorit.
  • Mulai memahami instruksi sederhana.
Baca Juga  Memperingati Hari Ibu Nasional, Ini Perjuangan Bunda Mendampingi Anak Speech Delay

Stimulasi:
Perbanyak komunikasi dua arah. Misalnya, “Mana bola?” atau “Ayo kita minum.”

18–24 Bulan

  • Kosakata bertambah hingga 50 kata atau lebih.
  • Mulai menyusun dua kata seperti “mau susu” atau “main bola”.
  • Mengerti lebih banyak kata daripada yang bisa diucapkan.

Stimulasi:
Gunakan buku bergambar untuk menambah kosakata dan ajak anak menyebutkannya.

2–3 Tahun

  • Mampu menyusun kalimat pendek 3–4 kata.
  • Orang lain (di luar keluarga) mulai bisa memahami ucapannya.
  • Bisa menjawab pertanyaan sederhana seperti “Siapa namamu?” atau “Mau apa?”

Stimulasi:
Berikan pertanyaan terbuka, ajak ngobrol saat bermain, dan biasakan anak mendengar percakapan positif.

Kapan Harus Waspada?

Jika anak mengalami hal berikut, Bunda sebaiknya segera konsultasi ke dokter anak atau terapis wicara:

  • Tidak merespons suara pada usia 6 bulan.
  • Tidak mengucapkan kata apa pun di usia 18 bulan.
  • Tidak bisa menyusun dua kata di usia 2 tahun.
  • Ucapannya sulit dipahami di usia 3 tahun.
Baca Juga  Mengenal Perbedaan Speech Delay dan Speech Disorder

Dikutip GENEROS.CO.ID dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), deteksi dini sangat penting dalam menangani keterlambatan bicara (speech delay). Semakin cepat dikenali dan ditangani, semakin besar peluang anak untuk berkembang optimal.

Bunda, perkembangan bicara anak tidak bisa dipaksakan, tapi bisa terus distimulasi dan didampingi.

Jangan khawatir jika si kecil sedikit berbeda dari anak seusianya, selama masih dalam batas normal.

Kuncinya adalah kepekaan orang tua dalam mendampingi proses belajar bicaranya dengan penuh cinta dan kesabaran.

Ingat, setiap anak unik. Jadi daripada membandingkan, yuk kita fokus pada cara terbaik untuk mendukungnya!***

Mengenal Golden Age Anak dan Apa yang Harus Orang Tua Lakukan

GENEROS.CO.ID - Bunda, pernah mendengar istilah golden age dalam tumbuh kembang anak? Istilah ini merujuk pada masa emas perkembangan, yaitu periode penting yang terjadi pada usia 0 hingga 7 tahun. Pada rentang usia ini, otak anak berkembang sangat pesat dan menjadi...

Perbedaan Tumbuh Kembang Anak Laki-laki dan Perempuan, Apa Saja?

GENEROS.CO.ID - Bunda, pernahkah merasa bahwa anak laki-laki dan perempuan tumbuh dengan cara yang sangat berbeda? Misalnya, anak perempuan cenderung lebih cepat bicara, sementara anak laki-laki lebih aktif bergerak? Ternyata, itu bukan sekadar perasaan saja, lho!...