Komunikasi Dua Arah: Fondasi Hubungan Positif antara Anak dan Orang Tua

Copy Link

Kesehatan Mental
11 July 2025
admin

GENEROS.CO.ID – Bunda, pernah merasa anak sulit diajak bicara atau enggan terbuka? Bisa jadi bukan karena mereka tak ingin, tapi karena komunikasi yang terbangun masih satu arah.

Padahal, membangun komunikasi dua arah sejak dini sangat penting untuk menciptakan hubungan yang sehat antara orang tua dan anak.

Yuk, kenali apa itu komunikasi dua arah, mengapa hal ini penting, dan bagaimana Bunda bisa membiasakannya bersama si Kecil di rumah 💬

Komunikasi dua arah adalah proses bertukar informasi secara timbal balik. Bukan hanya orang tua yang berbicara dan anak mendengar, tetapi juga anak diberi ruang untuk menanggapi, berpendapat, dan didengarkan.

Ini bukan sekadar teknik berbicara, tapi tentang menciptakan hubungan emosional yang hangat, saling percaya, dan terbuka.

Manfaat Komunikasi Dua Arah untuk Anak

Dikutip GENEROS.CO.ID dari situs Raising Children Network (Australia’s parenting website), anak-anak yang terbiasa dengan komunikasi dua arah lebih mudah:

  • Mengekspresikan perasaan dan kebutuhan mereka

  • Menyelesaikan masalah dengan cara yang sehat

  • Memiliki rasa percaya diri yang tinggi

  • Menjalin hubungan sosial yang positif

Baca Juga  3 Cara Jitu Membuat Anak Percaya Diri Saat Berbicara

Tanda Komunikasi Masih Satu Arah

  • Bunda sering memberi instruksi tanpa bertanya pendapat anak

  • Anak lebih banyak diam saat diajak bicara

  • Percakapan terasa kaku atau cepat berakhir

  • Anak terlihat takut atau bingung saat berbicara

Jika Bunda merasa tanda-tanda ini sering muncul, berarti saatnya memperbaiki pola komunikasi di rumah.

Cara Membangun Komunikasi Dua Arah

Cara Membangun Komunikasi Dua Arah

1. Mulailah dengan Mendengarkan Aktif

Tunjukkan bahwa Bunda benar-benar mendengar. Tundukkan badan sejajar dengan anak, tatap mata, dan berikan respons seperti anggukan atau kalimat “Iya, Bunda dengar.”

2. Berikan Pertanyaan Terbuka

Alih-alih bertanya, “Kamu senang di sekolah?” (yang bisa dijawab “iya” atau “tidak”), coba ubah jadi:

  • “Apa hal paling seru yang kamu lakukan hari ini?”

  • “Siapa temanmu yang paling lucu hari ini?”

Baca Juga  Pahami Bunda! Ternyata Gangguan Sensori Bisa Sebabkan si Kecil Alami Speech Delay, ini Cara Atasinya

3. Hargai Setiap Jawaban Anak

Walau jawaban anak terasa sederhana atau tidak sesuai harapan, hindari langsung mengoreksi. Tunjukkan bahwa pendapatnya penting, agar ia mau terus terbuka.

4. Jadikan Momen Khusus untuk Mengobrol

Gunakan waktu sebelum tidur, saat makan bersama, atau setelah pulang sekolah sebagai momen rutin berbincang santai.

5. Berlatih Bersama Bermain Peran

Melalui roleplay, Bunda dan si Kecil bisa berlatih percakapan dua arah, misalnya menjadi guru dan murid, dokter dan pasien, atau teman bermain.

Bunda, komunikasi dua arah adalah jembatan menuju pemahaman yang lebih dalam antara orang tua dan anak.

Bukan hanya soal siapa berbicara dan siapa mendengar, tapi tentang menciptakan ruang aman bagi anak untuk mengekspresikan dirinya.

Baca Juga  Latih Fokus Anak Tanpa Drama, Cukup Lewat Aktivitas Sehari-hari!

Dengan komunikasi yang terbuka, anak akan merasa dihargai, didengar, dan dicintai.

Dan dari sinilah lahir anak-anak yang tumbuh penuh empati, percaya diri, dan mampu menjalin hubungan sosial yang sehat.***

Artikel Terbaru

Artikel Lainnya