GENEROS.CO.ID – Bunda, pernah merasa sulit mengetahui bagaimana hari anak di sekolah, apa yang ia rasakan, atau bahkan apa yang sedang dipikirkannya?
Anak-anak seringkali menyimpan ceritanya sendiri, bukan karena tak ingin berbagi, tapi karena mereka belum tahu bagaimana memulainya.
Di sinilah peran Bunda sangat penting untuk menciptakan ruang aman dan nyaman, agar si Kecil terbuka dan mau bercerita. Tidak perlu memaksa, cukup memancing dengan cara yang tepat.
Daftar Isi
Mengapa Anak Enggan Bercerita?
Ada beberapa alasan umum mengapa anak cenderung diam:
-
Takut dimarahi atau dihakimi
-
Merasa ceritanya tidak penting
-
Belum terbiasa berdialog secara terbuka
-
Tidak tahu bagaimana memulai cerita
-
Lingkungan tidak mendukung untuk berbagi
Jika hal-hal ini terus terjadi, anak bisa tumbuh menjadi pribadi tertutup atau tidak terbiasa mengelola perasaannya secara sehat.
Manfaat Anak Terbuka pada Orang Tua
- Menguatkan hubungan emosional orang tua dan anak
- Membantu anak belajar mengungkapkan perasaan dengan kata-kata
- Menjadi dasar pengasuhan yang sehat dan komunikatif
- Mencegah anak mencari pelarian ke arah negatif saat menghadapi masalah
Cara Efektif Memancing Anak Agar Mau Bercerita

1. Tanyakan dengan Cara yang Kreatif
Daripada bertanya “Gimana sekolahnya?”, coba ganti dengan:
-
“Ada hal lucu apa hari ini?”
-
“Siapa yang duduk di sebelah kamu tadi?”
-
“Kalau hari ini bisa diulang, kamu pengen ubah bagian mana?”
Pertanyaan terbuka memancing anak untuk menjelaskan lebih banyak.
2. Ciptakan Momen Berkualitas
Momen seperti sebelum tidur, saat makan malam, atau perjalanan pulang adalah waktu yang ideal untuk ngobrol santai tanpa tekanan.
3. Dengarkan Tanpa Menyela
Saat anak mulai bicara, tahan keinginan untuk langsung memberi nasihat. Dengarkan dulu sampai selesai.
4. Validasi Perasaannya
Misalnya: “Wah, pasti kamu kesal banget ya tadi…” Ini akan membuat anak merasa dimengerti, bukan dihakimi.
5. Gunakan Cerita sebagai Pemantik
Kadang, Bunda bisa mulai dengan cerita sendiri. Contoh: “Tadi mama lihat anak kecil nangis di jalan, jadi ingat kamu waktu kecil…”
Cerita seperti ini bisa memicu ingatan atau emosi yang mendorong anak ikut bercerita.
6. Berikan Reaksi Positif
Saat anak mau berbagi, berikan senyuman, pelukan, atau ucapan seperti, “Mama senang banget kamu cerita…”
Hal ini membentuk asosiasi positif bahwa bercerita itu menyenangkan.
Dikutip GENEROS.CO.ID dari situs Child Mind Institute, anak-anak yang merasa dipahami dan didengarkan oleh orang tua mereka cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah, serta lebih mudah membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat dengan lingkungan sosial.
Bunda, anak bercerita bukan karena kita bertanya, tapi karena ia merasa aman. Komunikasi dengan si Kecil tak harus selalu serius, yang terpenting adalah konsisten membangun kebiasaan ngobrol yang menyenangkan.
Mulailah dari hal kecil, seperti mendengarkan dengan sepenuh hati, tanpa tekanan dan penghakiman.
Karena dari cerita-cerita kecil itulah, tumbuh koneksi besar antara Bunda dan buah hati.***