Kondisi ini perlu mendapat perhatian khusus dari orangtua karena dapat berdampak pada perkembangan anak selanjutnya jika tidak ditangani dengan tepat.
Speech delay atau keterlambatan bicara adalah kondisi di mana kemampuan bicara dan bahasa anak tidak berkembang sesuai dengan usia perkembangannya.
Anak yang mengalami speech delay umumnya kesulitan dalam mengucapkan kata-kata, membentuk kalimat, atau mengekspresikan diri secara verbal.
Penting untuk dipahami bahwa setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda.
Namun, ada beberapa patokan umum yang bisa dijadikan acuan untuk menilai apakah perkembangan bicara anak sudah sesuai dengan usianya atau tidak.
Misalnya, pada usia 2 tahun, anak seharusnya sudah bisa mengucapkan sekitar 50 kata dan menggabungkan 2 kata menjadi kalimat sederhana.
Speech delay bukan hanya masalah ketidakmampuan mengucapkan kata-kata, tetapi juga meliputi kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara efektif.
Kondisi ini dapat berdampak pada aspek sosial, emosional, dan kognitif anak jika tidak ditangani dengan baik.
Daftar Isi
Mengenal Ciri-Ciri Anak Speech Delay
Mengenal Ciri-Ciri Anak Speech Delay
Dikutip GENEROS.CO.ID dari situs ENS, mengenali ciri-ciri anak speech delay sejak dini sangat penting agar orangtua dapat segera memberikan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa tanda-tanda yang perlu diwaspadai:
- Tidak berceloteh (babbling) pada usia 12-15 bulan
- Belum bisa mengucapkan kata bermakna pada usia 16 bulan
- Tidak dapat mengucapkan kalimat dua kata yang dapat dimengerti pada usia 2 tahun
- Kosakata yang sangat terbatas dibandingkan anak seusianya
- Kesulitan memahami instruksi sederhana
- Lebih sering menggunakan bahasa tubuh daripada kata-kata untuk berkomunikasi
- Pengucapan yang tidak jelas atau sulit dipahami oleh orang lain
- Kesulitan menyusun kata-kata menjadi kalimat yang bermakna
- Tidak menunjukkan minat untuk berkomunikasi secara verbal
- Kesulitan mengikuti percakapan atau berinteraksi dengan teman sebaya
Perlu diingat bahwa adanya satu atau dua tanda di atas tidak selalu berarti anak mengalami speech delay.
Namun, jika orangtua menemukan beberapa tanda tersebut secara konsisten, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli tumbuh kembang anak untuk evaluasi lebih lanjut.
Mitos dan Fakta Seputar Speech Delay
Ada banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang speech delay. Memahami fakta yang sebenarnya penting agar orangtua dapat mengambil langkah yang tepat.
Berikut beberapa mitos dan fakta seputar speech delay:
Mitos 1: Anak laki-laki Selalu Lebih Lambat Berbicara Dibanding Anak Perempuan
Fakta: Meskipun ada kecenderungan anak laki-laki sedikit lebih lambat dalam perkembangan bahasa, perbedaannya tidak signifikan. Jika ada keterlambatan yang nyata, tetap perlu dievaluasi tanpa memandang jenis kelamin.
Mitos 2: Anak yang Terlambat Bicara Pasti Memiliki Masalah Kecerdasan
Fakta: Speech delay tidak selalu berkaitan dengan kecerdasan. Banyak anak dengan keterlambatan bicara memiliki kecerdasan normal atau bahkan di atas rata-rata.
Mitos 3: Anak Bilingual Lebih Berisiko Mengalami Speech Delay
Fakta: Meskipun anak bilingual mungkin sedikit lebih lambat dalam mencapai beberapa milestone bahasa, mereka tidak lebih berisiko mengalami speech delay yang signifikan.
Mitos 4: Speech Delay Akan Hilang dengan Sendirinya Seiring Bertambahnya Usia
Fakta: Meskipun beberapa anak dapat “mengejar” keterlambatannya, banyak kasus speech delay memerlukan intervensi profesional untuk perkembangan optimal.
Mitos 5: Menonton TV Edukatif Dapat Membantu Anak Belajar Berbicara
Fakta: Interaksi langsung jauh lebih efektif dalam mendukung perkembangan bahasa dibandingkan menonton TV, bahkan program edukatif sekalipun.***