Momen ini menjadi kesempatan bagi si kecil untuk belajar tentang makna ibadah, kedisiplinan, dan pengendalian diri.
Tak jarang, anak-anak merasa antusias untuk ikut berpuasa karena ingin meniru kebiasaan orang dewasa di sekitarnya.
Namun, sebagai orang tua, Bunda tentu perlu memastikan apakah si kecil sudah siap secara fisik dan mental untuk menjalani ibadah puasa.
Jika dilakukan dengan cara yang tepat, puasa dapat menjadi pengalaman berharga bagi anak untuk membangun kebiasaan hidup sehat dan pola makan yang lebih teratur.
Namun, sebagai orang tua, Bunda tentu perlu memastikan apakah si kecil sudah siap secara fisik dan mental untuk menjalani ibadah puasa.
Lantas, bolehkah anak berpuasa? Jawabannya bergantung pada usia, kondisi kesehatan, serta kesiapan anak dalam menjalani puasa dengan aman.
Dikutip GENEROS.CO.ID dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak yang sehat dan cukup nutrisi dapat mulai belajar berpuasa secara bertahap sejak usia 5-7 tahun.
Namun, pada usia ini, anak belum diwajibkan untuk berpuasa penuh karena tubuh mereka masih dalam tahap pertumbuhan dan membutuhkan asupan energi yang cukup sepanjang hari.
Daftar Isi
Kapan Anak Boleh Mulai Berpuasa?
Kapan Anak Boleh Mulai Berpuasa?
Bunda bisa mengenalkan puasa kepada anak secara bertahap sesuai dengan usianya:
✅ Usia 5-7 tahun → Anak bisa mulai berlatih puasa setengah hari (hingga waktu dzuhur atau ashar) agar tubuhnya terbiasa tanpa makan dan minum untuk beberapa jam.
✅ Usia 8-10 tahun → Jika anak sudah lebih kuat, ia bisa mencoba puasa lebih lama hingga menjelang waktu maghrib, namun tetap dengan pengawasan.
✅ Usia 11 tahun ke atas → Anak yang sudah mendekati usia baligh dapat mencoba puasa penuh, tetapi tetap dipastikan mendapatkan asupan nutrisi yang cukup saat sahur dan berbuka.
5 Tips Agar Anak Bisa Berpuasa dengan Aman
✅ Pastikan Sahur yang Bergizi
Sahur adalah kunci utama agar anak tetap bertenaga selama puasa. Pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta buah dan sayur agar energi bertahan lebih lama.
✅ Cukupi Asupan Cairan
Pastikan anak minum cukup air saat sahur dan berbuka untuk mencegah dehidrasi. Sebaiknya hindari minuman manis berlebihan yang bisa membuat tubuh cepat lemas.
✅ Ajak Anak Beraktivitas Santai
Hindari aktivitas fisik yang terlalu berat agar anak tidak cepat lelah. Berikan kegiatan yang menyenangkan seperti membaca buku, menggambar, atau menonton kartun edukatif.
✅ Perhatikan Tanda-Tanda Anak Tidak Kuat Berpuasa
Jika anak terlihat sangat lemas, pucat, pusing, atau mengeluh sakit perut, segera beri mereka makanan dan minuman agar tidak mengalami gangguan kesehatan.
✅ Beri Apresiasi dan Motivasi
Dukung anak dengan memberikan pujian dan hadiah kecil agar mereka semakin semangat dalam menjalankan puasa. Misalnya, membuat tabel pencapaian puasa agar mereka merasa bangga.
Makanan yang Baik untuk Sahur dan Berbuka bagi Anak
🍚 Sahur: Nasi merah, roti gandum, telur, ayam, sayuran hijau, dan susu rendah gula.
🍉 Berbuka: Air putih, kurma, sup ayam, ikan, alpukat, dan yogurt.
🚫 Hindari makanan instan, gorengan berlebihan, dan minuman bersoda karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Anak boleh berpuasa, tetapi perlu dilakukan secara bertahap dan dengan pengawasan yang baik dari orang tua.
Pastikan si kecil tetap mendapatkan nutrisi yang cukup, istirahat yang baik, serta hidrasi yang optimal agar puasanya tetap berjalan lancar dan tidak mengganggu tumbuh kembangnya.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda kelelahan ekstrem, jangan ragu untuk membatalkan puasanya demi kesehatan mereka.
Dengan pendekatan yang tepat, puasa bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan penuh makna bagi anak.***